Sabtu, 12 April 2014

Syair ini Cerita Kita


Kutulis syair ini
kala malam begitu hening, bagai ruang di tengah savana
Dan angin mendesah
Menusuk lembut ke dalam rongga tak bertulang
Tiba-tiba terdengar suara
Oleh bebunyian yang tak asing lagi
Suara tek..tek nasi goreng
Memecah keheningan kala itu
Wahai, Kekasih,
aku cinta kepadamu !

Kutulis syair ini
kala langit begitu gelap
Sebuah bintang gemerlapan menatapku
Berkedip-kedip, seolah menawarkan sinar ketulusan
Ah.. Mungkin hanya perasaanku saja
Walau nyata-nyata kupandangi
Keelokan bintang memikat jiwaku
Jauh di luar dugaan,
lolongan anjing samar-samar kudengar
Begitu menakutkan,
tapi menjadi teman ke tiga di tengah perbincangan
Wahai, Kekasih,
kupinang kau menjadi istriku !

Duhai malam
berselimut keindahan
Jangan ganggu kami
Tahukah kalian ?
Dua insan ini, sedang memadu kasih
Di ujung dunia yang entah berada dimana
Dengarlah
Terkadang suaranya begitu lembut dan manja
Santun, pandai dan penuh penghormatan
Terkadang pula menjadi guru yang bercerita soal, negara, politik dan pesawat terbang
Susungguhnya ingin kucurahkan isi hati ini
Tahukah kalian ?
Sepasang angsa ini terperangkap dalam cinta
Cinta yang begitu sederhana
Jenaka dan manis
Bertabur sejuta kasih sayang yang tak tergantikan

Kini tiang cintaku menancap tegas
bagai logam berat gemerlapan
Menatap lautan lepas
Seperti hamparan karpet yang membiru
Seketika itu gelombang dan badai memecah karang
Dan cinta kita
Tak kan kunjung diundurkan.

Kasih, tambatan jiwaku
Ribuan malaikat telah turun
Mengamini doa dan pengharapan kita
Percayalah
kisah yang bermula dari kata
kata yang bermula dari
Pikiran dan rasa.
Dan rasa paling agung adalah cinta dan sayang
Masya Allah, jika bukan atas kehendak-Nya
Apalah artinya diriku

Kekasih, juwitaku
Kobarkan semangat kehidupan yang kuat
bagai berjuta-juta kuda berlarian
silih berganti
menerobos alam semesta
Gelombang dan badai ibarat
kantong rejeki dan restu
Tapi cinta dan sayang jauh lebih bermakna
Pahamilah rasa ini
Semangat cinta yang kutanam
bagai seribu sayap rajawali
menerbangkan diriku
menerkam kuat hatimu
Selalu tersenyum padaku.

Engkau adalah putri ajaib
dengan berbagai keajaiban
Yang belum sanggup kulukiskan
suara merdumu begitu lembut
bagai angin laut menyisir ke arah ku
Angin mendesahlah untukku
selalu mendesah
dengan ratapnya yang merdu.
Agar putri ajaib tergolek lemas dalam pangkuanku
mengejap-ngejapkan matanya yang indah
Mengumpat di balik pelukan
Dengan air mata yang suci
Kau berbisik: jangan tinggalkan aku !

Suara Adzan berkumandang
Kubayang kehadiranmu begitu berarti
Tak terasa
Aku tersenyum bahagia
Haru bercampur tangis
Wahai, Kekasih
kuingin dikau
menjadi ibu anak-anakku !

Kasih yang kusayang
Sampai disini aku akhiri renungan cintaku kepadamu
Kalau dituruti toh tak akan ada akhirnya
Dengan ikhlas aku persembahkan kepadamu :

Cintaku kepadamu tulus tanpa memandang segala kekurangan.

(Syair ini Cerita Kita, Jakarta - Kuching, Serawak: Kamis, 20/02/2014) 02.30 WIB, Bank Wimbo #Wbo)

0 komentar:

Posting Komentar